When we were young lol |
Delapan wanita, sejuta cerita. Ya
itulah kami dari berbagai latarbelakang dan sifat yang berbeda-beda memiliki
cerita berbeda yang saling kami bagi satu sama lain. Persahabatan ini sudah
cukup lama kami jalani sekitar 10 tahun lalu yaitu tepatnya ketika kami
sama-sama menginjak status sebagai mahasiswa baru di Teknik Planologi ITB.
Memang sebagaimana persahabatan pada umumnya (terutama saat kami masih sangat
muda) konflik dan perselisihan pasti selalu ada. Tapi hal itu tentu tidak
memperpecah persahabatan kami melainkan semakin memperkuat hingga saat ini.
Komunikasi dan ajang berkumpul yang rutin kami jalani, mulai semakin jarang dilakukan
setelah kami lulus dari ITB yaitu pada bulan Oktober 2009. Masing-masing dari
kami mulai sibuk mengejar cita-cita yang ingin kami raih. Ada yang sibuk
sebagai Duta Pariwisata Indonesia lalu kemudian menjadi presenter di berbagai
acara, melanjutkan kuliah S2 ke Jerman
dengan beasiswa dan ada yang ke Inggris juga, bekerja sebagai konsultan
planning yang bekerja sama dengan lembaga internasional, bekerja di
Multinational Company ternama di Indonesia, berbisnis, bekerja di Pemerintah
Kota Jakarta, serta ada juga yang diantara kami sudah memiliki anak saat kami
baru lulus dan diapun sempat bekerja ditengah-tengah kesibukannya mengurus anak
dan suami.
Lalu satu demi satu dari kami pun
menikah dan mulai memiliki anak. Ternyata dengan status kami yang baru sebagai seorang
istri dan ibu membuat kami semakin intens berkomunikasi. Hampir setiap hari
kami berbagi cerita tentang kehidupan kami mengurus suami dan anak. Mulai dari
meminta masukan soal pernikahan yang saat itu ada yang belum menikah,
kehamilan, proses melahirkan, mengurus new baby born dan problematikanya, menyusui,
menyiapkan mpasi, tingkah laku anak yang unik-unik, rekomendasi dokter
kandungan dan anak, penyakit anak, produk-produk yang bagus berkaitan dengan
ibu dan anak, hingga sekolah dan masih banyak lainnya. Masing-masing dari kami
memberikan masukan dari pengalaman kami sendiri ataupun referensi dari buku, majalah, internet, dan media lainnya (we don't judge but always supporting each other). Hingga satu hari tercetus
ide dari kami untuk membuat suatu wadah yang bisa saling berbagi cerita dan
pengalaman dengan para calon ibu, ibu-ibu dari berbagai usia dan kalangan. Oleh
karena itu, kami memulainya dengan membuat Instagram dan blog terlebih dahulu
yang bisa menampung sejuta cerita dari kami berdelapan sendiri ataupun dari
ibu-ibu lainnya. Kami harapkan dengan saling bertukar informasi dan pengalaman
ini, bisa saling membantu dan menginspirasi sesama ibu-ibu Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar