Saya memang belum
pernah merasakan pengalaman menyusui karena ini kehamilan saya yang pertama tetapi
sama seperti calon ibu pada umumnya saya ingin memberikan yang terbaik untuk
anak saya nanti dengan memberikan ASI eksklusif. Ya, itu sudah menjadi tekad
saya bahkan sebelum saya hamil. Dari apa yang saya ketahui, ternyata menyusui
juga dipengaruhi oleh pikiran dari ibu sendiri, oleh karena itu saya berusaha
mengatur pikiran positif supaya saya bisa menyusui (Aamiin). Saya sendiri
memperoleh ASI eksklusif 2 tahun dari ibu saya, memang kalau dengar cerita
beliau, rasanya saya merasa bersalah sekali jika menyakiti belau karena dari
menyusui saja beliau sudah merasakan sakit yang luar biasa, dari puting lecet,
berdarah-darah, bahkan kata beliau hampir putus dan itu dialaminya selama 2
tahun untuk saya!! Terlebih lagi beliau juga mengasuh dan membesarkan saya dan
kakak adik saya serta melakukan kegiatan lainnya. Tetapi hal itu tidak membuat
beliau berhenti dan menyerah untuk menyusui saya, bahkan ibu saya sampai
mengorbankan KARIRnya!! Ya, beliau akhirnya memutuskan berhenti bekerja demi
menyusui saya yang tidak bisa minum susu formula ini dan hanya bergantung
dengan ASI. Dari pengalaman beliau tersebut, membulatkan tekad saya untuk
menyusui karena rasanya tidak adil jika saya tidak berusaha untuk menyusui anak
saya sementara saya sendiri sudah membuat ibu saya berkorban begitu banyak demi
saya. Well, setidaknya saya bertekad dan berkomitmen dulu.
Jadi, untuk
mewujudkan tekad dan komitmen saya menyusui, diawali dengan mencari informasi seputar
menyusui, baik dari mendengar pengalaman dari teman saya, baca buku dan
majalah, googling, mengikuti kelas laktasi dan lain-lain. Namun, memang kalau
belum pernah mengalaminya, rasanya masih belum terbayang sih proses menyusui
itu. Sebenarnya awal mula saya aktif mencari info ASI, ketika saya masih hamil
muda ada teman kantor saya yang menceritakan pengalaman menyusuinya, lalu dia
mengatakan juga aktif mengikuti info dari organisasi pendukung ASI seperti
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Akhirnya dari beliau saya baru tau ada asosiasi
tersebut. Nah dari info itu, saya semakin bertekad lagi mencari info
sebanyak-banyaknya tentang menyusui. Contoh lain yang saya lakukan ialah mengaktifkan
kembali instagram saya ;p. Nah mengaktifkan instagram ini juga untuk memperoleh
informasi seputar mengurus anak, menyusui, kehamilan, produk-produk ibu dan
anak dll dengan memfollow organisasi-organisasi, perkumpulan ibu-ibu yang
menginspirasi (termasuk artis-artis juga :p), serta ol shop tentunya.
Semakin
bertambahnya usia kehamilan, saya merasa membaca-baca saja sepertinya kurang.
Oleh karena itu saya mencari informasi di internet untuk mengikuti kelas
laktasi. Dan pas sekali, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengadakan
kelas tersebut. Nah saat mendaftarpun, saya juga pilih jadwal yang kira-kira
sesuai dengan jadwal suami saya di Jakrta, karena dia cukup sering ditugaskan
keluar kota. Karena dari pengalaman teman-teman dan informasi yang saya
peroleh, keberhasilan menyusui ini bukan hanya dari pihak ibu saja melainkan
suami juga sangat berperan untuk memberikan dukungan kepada istri. Akhirnya
setelah menyesuaikan jadwal, kami memilih tanggal 5 September. Walaupun
sebenarnya saya agak khawatir kalau ternyata hanya dia sendiri bapak-bapak yang
hadir, tapi untungnya ada sih walaupun hanya 3 orang bapak2nya J. Dan
memang, saya sangat menganjurkan buat para istri mengajak suaminya mengikuti
kelas laktasi, karena bagaimanapun para suami harus tahu apa yang harus mereka
lakukan dari proses melahirkan istrinya, IMD, menyusui, dan hal-hal lain
seputar menyusuidan mengurus anak. Ya walaupun terkadang dia sedikit mengantuk
mengikuti kelasnya, tetapi setidaknya ada beberapa ilmu tentang menyusui yang
dia ketahui dan sayapun mengingatkan dia poin-poin mana yang penting yang harus
dia ingat. Salah satunya yaitu : cara meningkatkan hormom oksitosin yang
merupakan hormon penting dalam produksi asi. Nah salah satu caranya yaitu
dengan membuat sang istri terjauh dari stres dan selalu bahagia!! Kalau kata
trainernya sih cara buat para wanita bahagia ya belanja..hehe.. Eh tapi ini
jangan buat para istri jadi seenaknya yaaa, kalau sekali-kali boleh deh..hihi..
Oke, sekarang saya
mau berbagi ilmu yang saya dapat dari Kelas Edukasi Menyusui I yang diselenggarakan
oleh AIMI. Nah materi yang saya dapat dari kelas ini yaitu tatalaksana inisiasi
menyusui dini (IMD), manfaat menyusui dan resiko formula, dukungan pemberian
ASI, mengenal anatomi payudara, posisi dan pelekatan menyusui, hari-hari
pertama kelahiran bayi dan kunci keberhasilan menyusui. Bagus-baguskan
materinya!! sebenarnya ada kelas lanjutannya tapi saya belum mulai ikut, masih mengatur
jadwal lagi dengan suami. Berikut beberapa materi yang saya dapatkan dari Kelas
Edukasi Menyusui 1
1. IMD dan Rawat Gabung
·
Manfaat dari IMD yaitu mendapatkan manfaat kontak kulit pertama
antara ibu dan bayi, ibu dan bayi dapat segera melakukan bonding atau proses
kelekatan, bayi mendapatkan kolostrum, awal pemantapan kegiatan menyusui, bayi
8x lebih berhasil mendapatkan ASIX, bayi lebih lama mendapatkan ASI, dan
mengurangi pengeluaran rumah tangga
·
Nah, mengapa kontak kulit ibu
penting? Karena dada ibu bersifat thermo-regulator dan dapat menurunkan resiko
hypothermia dan kematian akibat kedinginan, bayi lebih tenang, menjaga
kestabilan tingkat gula, bayi memperoleh kolostrum, sentuhan bayi merangsang
hormon oksitosin
·
Melaksanakan IMD juga ada
syaratnya yaitu ibu dan bayi dalam keadaan stabil, didampingi oleh suami atau
anggota keluarga lainnya, dan dilakukan minimal 60 menit jadi terkadang ada
suster yang tidak mengharuskan sampai 1 jam, baru 15 menit sudah diambil suster.
Jangan mau ya mom,,karena ini hak kalian!!
·
Manfaat rawat gabung : mengenali
tanda haus/lapar sebelum menangis, kegiatan menyusui lebih lancar (oksiosin),
bayi tidak turun imunitas tubuhnya, kontak kulit bisa dilakukan dll.
Begitu besarnya manfaat IMD (min 60
menit) dan rawat gabung untuk kelancaran ASI dikemudian hari, makanya pastikan
rumah sakitnya menyediakan kedua hal tersebut J. WHO pun
membuat standar emas pemberian makan pada bayi yang terdiri dari IMD, ASIX
selama 6 bulan pertama, setelah 6 bulan diberikan MPASI berkualitas, dan ASI
dapat diteruskan sampai 2 tahun atau lebih
2. Manfaat ASI
·
Komposisi ASI dirancang sesuai dan
seimbang seiring perkembangan bayi sehingga otomatis sesuai dengan yang
dibutuhkan bayi, berbeda dengan sufor yang komposisinya tetap. Setiap ibupun
memiliki komposisi yang berbeda-beda bahkan perubahannya bisa terjadi setiap
detik!! Kandungannya yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral air, garam, dan gula dalam takaran yang tepat!
·
ASI mengandung sel-sel hidup, DNA
ibu, hormon, enzim-enzim aktif, berbagai macam immunoglobulin, faktor-faktor
pertumbuhan serta zat-zat lainnya yang memiliki komponen struktur yang unik
sehingga mustahil ditiru oleh susu formula
·
ASI disebut cairan hidup karena
setiap tetes ASI mengandung ±1 juta sel darah putih yang membasmi kuman dan
melindungi dari berbagai penyakit infeksi (dimana dalam sufor tidak mengandung
sel darah putih)
· ASI meningkatkan perkembangan
emosi, kepribadian dan PD (EQ). Hal ini dipengaruhi oleh kontak kkulit ibu yang
meningkatkan ikatan batin anak-ibu, kasih sayang yang dirasakan dari ibu saa
menyusui jadi dasar perkembangan yang hangat pada anak, dan tingkatan kelekatan
(bonding) yang tinggi mendorong timbulnya rasa percaya pada orang lain
·
ASI juga bermanfaat untuk ibu
lhoo,, diantaranya mencegah pendarahan pasca persalinan dan resiko anemia, membantu
rahim untuk cepat kembali ke ukuran sebelum hamil karena kadar oksitosin
meningkat, mengurangi resiko berbagai penyakit seperti rematik, osteoporosis,
diabetes melitus tipe 2, kanker, selain itu dengan menyusui dapat meningkatkan
sifat “keibuan” pada diri wanita J
·
Kalau untuk Ayah sih, manfaat ASI
yang jelas lebih ekonomis karena tidak perlu mengeluarkan biaya sufor :p
Pada seminar ini juga dijelaskan bahaya
sufor, namun saya tidak jelaskan disini karena memang ada beberapa kasus pada
ibu yang tidak memiliki pilihan lain untuk memberikan sufor pada anaknya J. Saya
yakin setiap ibu pasti sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk buah
hatinya.
3. Payudara, Posisi dan Pelekatan Menyusui
· Para ibu perlu memperhatikan
anatomi payudaranya ketika memutuskan untuk menggunakan posisi menyusui
tertentu karena penyebaran “pabrik” ASI tidak merata serta jumlah saluran ASI
bervariasi
·
Buat ibu yang memiliki puting
datar dan terbenam tidak perlu berkecil hati dan ketika hamil tidak perlu
menarik-narik puting atau menggunakan tempurung puting (breast shells) karena bisa memicu kontraksi. Mungkin diawal
menyusui akan menemukan tantangan tetapi posisi dan pelekatan yang benar akan
sangat membantu (bayi menyusui dari payudara bukan dari puting).
·
Produksi ASI dalam kuantitas kecil
yang disebut kolostrum terjadi pada kehamilan trimestes kedua. Beberapa kasus,
ada ibu yang sudah mengeluarkan ASI pada saat hamil, namun hal ini jangan buat
ibu yang belum mengeluarkan ASI berkecil hati. Target kitakan menyusui saat
anak melahirkan dan terus berproduksi hingga dia 2 tahun atau lebih bukan saat
hamil. Nah saat hamil tidak keluar karena tertahan oleh hormon progesteron,
lalu mulai keluar ASI nya seiring plasenta dikeluarkan dan hormon progesteron
terhenti. ASI juga tidak langsung keluar banyak, Ibu mulai meningkatkan
produksi ASI 48-72 jam pasca persalinan
·
ASI akan terus dihasilkan apabila
payudara tetap dirangsang oleh isapan bayi dan/atau memerah. ASI tidak akan
“habis” dengan sendirinya kecuali frekuensi menyusuinya berkurang
·
Hormon yang memproduksi ASI yaitu
prolaktin dan oksitosin. Meningkatkan hormon prolaktin dapat dilakukan dengan
meningkatkan frekuensi menyusui ataupun memerah ASI, menyusui di malam hari dan
pagi hari karena produksi prolaktin lebih banyak diwaktu tersebut. Nah kalau
oksitosin dapat ditingkatkan dengan cara yang saya kemukakan diawal yaitu
BAHAGIA, positive thinking dan tidak stress.
·
Pada prinsipnya posisi menyusui
tidak ada yang salah dan benar, mommy bisa menemukan sendiri secara alamiah
yang paling nyaman untuk ibu dan bay. Teori memang dapat membantu menemukan
posisi yang paling pas, namun tetaplah percaya pada NALURI mommy untuk menyusu
dan juga bayi yang menyusu J. Posisinya dapat berupa posisi mendekap, dekapan menyilang, dibawah
lengan, tiduran menyamping, selonjoran/rebahan, terlentang, memangku,
menggendong dsb
· Kalau
pelekatannya, perlu diperhatikan karena pelekatan yang benar bisa mengurangi
resiko lecet pada payudara dan lebih mengefektifkan proses menyusui. Langkah
pertama pelekatan adalah dengan membuat bayi membuka mulutnya secara LEBAR!
Arahkan puting ke hidung bayi dan posisi kepala bayi dibawah payudara ibu. Sentuh
bibir atas dengan puting dan doronglah bayi untuk membuka mulutnya dengan lebar,
seolah-olah sedang menguap. Ketika bayi sudah membuka mulutnya secara lebar,
dekaplah bayi secara cepat ke arah payudara dengan cara menggerakan badan
(bukan kepala bayi) ke arah ibu dengan lengan yang sedang menopang. Pastikan
bahwa bayi yang digerakan ke arah payudara ibu dan bukan sebaliknya.
Mengenai gambaran posisi dan pelekatan
bayi, mommy bisa lihat contohnya di youtube! Sudah cukup banyak kok contohnya J
·
Tanda-tanda bayi cukup ASI
diantaranya posisi dan pelekatan sudah benar, terlihat dan/atau terdengar
menelan ASI, BAK min 5-6 x dalam sehari (sejak usia 7 hari), BAB min. 2x dalam
sehari untuk bayi baru lahir <28 hari (setelah sebulan bisa jadi bayi tidak
BAB setiap hari, dan itu normal kok), bayi melepas sendiri payudara ibunya
keika selesai menyusui, tidur nyenyak dan tampak puas selesai menyusui,
mencapai BB lahir kembali setelah 14 hari, kenaikan sekitar minimal 500 gr
untuk 3 bulan pertama, dan jika bayi dalam masa percepatan pertumbuhan,
produksi ASI akan mengikuti kebutuhan bayi.
·
Menyusui sesuai keinginan bayi
maka ibu akan lebih responsif dan kelekatan lebih erat sehingga naluri keibuan
semakin terasah. Maka saya sendiri mulai meyakinkan diri untuk percaya dengan
naluri karena ibu yang paling mengenal bayinya! Dan ini terbukti oleh sahabat
saya sendiri. “Naluri dapat mengalahkan teori dan logika”
·
Apabila puting mengalami lecet
ataupun luka-luka, langkah yang dapat dilakukan yaitu perbaiki pelekatan dan
posisi menyusui bayi serta teruskan menyusui, sering menyusui dan memerah
(dengan tangan) untuk mengurangi pembengkakan, menyusui dimulai dari puting
yang tidak (terlalu) sakit dan mungkin perlu ‘mengistirahatkan’ salah satu
puting, berbagai salep bisa digunakan sesuai petunjuk doter, oleskan ASI akhir
(hindmilk) pada aerola tiap selesai meyusui, dsb
·
Kondisi payudara bengkak bisa
terjadi karena ibu kelebihan produksi ASI, mulai menyusui tertunda/ tidak IMD,
pelekatan kurang efektif, frekuensi menyusui kurang dan lamanya menysusui
dibatasi
·
Pertolongan pertama pada payudara
bengkak diantaranya : kompres payudra dengan air hangat atau mandi dengan air
hangat, lakukan pijat reverse pressure softening (pijat ke arah dada) sampai
bagian areola dan puting melunak dan lentur, dan segera perah ASI dengan tangan
sampai bengkak berkurang.
Sebaiknya, ketika mengalami payudara bengkak mommy
juga dapat
segera hubungi tenaga kesehatan yang
memahami manajemen laktasi di klinik laktasi
Sebenarnya masih
banyak yang saya dapatkan di seminar tersebut namun yang saya sampaikan disini
sudah cukup untuk meringkasnya. Saya disini bukan untuk menggurui, karena saya
sendiri juga masih BELAJAR dan saat ini belum merasakan menyusui. Disini saya
hanya ingin berbagi teori yang saya dapatkan dari kelas laktasi yang saya ikuti
yang semoga bermanfaat buat para ibu hamil terutama yang pertama kali hamil
seperti saya. Jika sudah tumbuh NIAT dan TEKAD yang kuat untuk menyusui maka
ada baiknya kita memperoleh EDUKASI mengenai laktasi yang bisa diperoleh dari
berbagai sumber terpercaya serta terus mendapat DUKUNGAN dari suami dan
orang-orang terdekat kita sehingga insyaAllah kita semakin PERCAYA DIRI ketika
memulai menyusui. Hal yang penting lagi ialah sebuah teori memang penting dalam
proses menyusui nanti, namun berdasarkan pengalaman teman-teman saya dan
informasi yang saya peroleh Naluri ibulah yang lebih utama karena seorang ibu
yang paling mengerti anaknya.
-Resti, usia kandungan 27 minggu-