Our Team

Our Team

Selasa, 08 September 2015

Perjuangan ASI Eksklusif untuk Hawa : Ketika Naluri Seorang Bunda Mengalahkan Teori dan Logika

Syukur Alhamdulillah, hari ini tepat 3 bulan usia buah hati saya Hawacita Damara Matondang. Bahagia sudah pasti saya rasakan, terutama saat teringat saya sudah menempuh separuh perjalanan dalam memberikan ASI eksklusif... yeeaayy!! hihi... mungkin utk sebagian ibu2 akan berpikir "hmm...baru 3 bulan aja kok seneng bgt?", yup memang saya bahagia!! Dan rasanya tepat sekali jika di usia Hawa yg ke 3 bulan ini saya bercerita mengenai perjalanan saya dalam menyusui Hawa...

Bagi saya pribadi, menyusui bukanlah sesuatu hal yg sulit ketika kita berpikir itu sulit, namun juga bukan hal yg mudah ketika kita menganggap itu mudah. Menyusui merupakan sesuatu yg mmm... "unpredictable" yup ga pernah kita duga, pokoknya seruuu!!!

Semua diawali dengan kekawatiran sebelum saya melahirkan. Hampir sama dengan calon ibu lainnya, saya dihantui pikiran2 apakah ASI saya akan keluar? Apakah anak saya nanti akan cukup mendapat ASI dari saya?, dsb... ditambah lagi cerita teman2 saya yg sudah keluar ASI nya saat masih hamil!! Huhu.. panik, bingung, sambil terus berusaha optimis, campur aduk ada di pikiran saya saat itu. Berteman dengan Mbah Google hampir setiap hari, demi mencari info2 terlengkap seputar ASI dan menyusui, hingga ga lupa saya mengambil perawatan khusus payudara di salon langganan saya. Wuaahh pokoknya semua deh saya lakukan...
Hingga akhirnya hari kelahiran Hawa tiba. Saya dan suami sudah berkali2 memastikan bahwa RS tempat saya melahirkan memang pro IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Dan alhamdulillah memang IMD itu berhasil kami lakukan. Lebih dari 1 jam Hawa berada di atas badan saya sambil saya peluk utk pertama kalinya, mendengarkan Adzan & Qomat yg dilantunkan Ayah, dan berusaha utk meminum ASI. Tidak mudah memang proses menyusui yg pertama saat itu. Bunda & Hawa sama2 masih meraba dan belajar. Tapi kami tidak akan menyerah, janji saya di dalam hati...

Hari2 berikutnya saat masih di dalam RS bukan semakin mudah, justru lebih menantang. Banyaknya tamu yg datang silih berganti, membuat saya kurang istirahat, telat makan, dan ternyata berakibat pada kuantitas ASI saya yg memang belum banyak, menjadi semakin sedikit. Hawa jadi sering menangis meskipun sudah lama saya susui. Oiyah!! Ditambah lagi intervensi orang2 di sekitar saat proses "belajar menyusui" saya dan hawa. "Bukan begitu caranya", "Hawa ga nyaman itu", "Duduknya yg bener", dsb... aaaaahhh....jujur saya semakin bingung!!!! Sempat akhirnya pada malam kedua di RS saya & Hawa  "kabur" ke ruang bayi dan meminta pertolongan suster yg jaga disana utk membantu proses menyusui kami. Mendengar Hawa yg terus menangis, saya sampai meneteskan air mata. Lelah, bingung dan panik menjadi penyebabnya. Saat itu juga saya diberitahu oleh suster, semakin saya stress semakin ASI sulit utk keluar. Saya pun dianjurkan utk beristirahat malam itu dan makan semua makanan kesukaan saya. Akhirnya keesokan harinya saya & Hawa lebih tenang dan proses menyusui berangsur membaik.
Kemudian perjalanan menyusui selanjutnya saya lewati di rumah, dengan dukungan suami dan keluarga. Segala hal yg berkaitan dengan proses menyusui sudah saya siapkan. Mulai dari breast pump, sterilizer, botol kaca penyimpan ASI, bantal penopang utk menyusui, dll. Awalnya saya menggunakan itu semua sesuai petunjuk dari kelas laktasi, dan info2 yg saya dapatkan sekali lagi dari Mbah Google. Hingga lama kelamaan saya bisa memilah2 mana yg betul2 saya dan hawa perlukan, mana yg tidak.

Hari demi hari saya lalui dengan semangat memberikan ASI untuk Hawa.. dan sekali lagi, proses ini sungguh "unpredictable". Hihi... Dimulai pada suatu malam ketika saya merasa tidak enak badan. Saat itu Hawa sudah bobo dan suami saya sedang keluar utk solat tarawih. Saya yg berusaha terus di dlm selimut lama kelamaan merasakan seluruh badan menggigil kedinginan sampai ga bisa berbuat apa2. Meriang ya istilahnya... Ketika diukur suhu badan saya pun cukup tinggi hampir 39°c.. Saya akhirnya bercerita dgn sahabat2 saya (para founder @cerita.ibu) via whatsapp group, dan mereka memberi tahu kalo demam yg saya alami itu disebabkan penumpukan ASI di payudara saya, yg menyebabkan payudara saya jadi bengkak, dan badan saya pun demam. Mereka kemudian menyarankan saya untuk segera melakukan pijat payudara (bisa dilakukan sendiri atau di klinik laktasi RS), guna mengeluarkan tumpukan ASI dari payudara saya. Keesokan harinya dengan menahan rasa sakit, akhirnya saya berusaha memijat payudara, dan berangsur2 keadaan membaik.

Kemudian 1-2 minggu setelah kejadian pertama, saya kembali merasakan sakit dan bengkak pada payudara sebelah kiri saya. Dan kali ini jika diperhatikan, ternyata terdapat sumbatan berwarna putih pada putingnya. Kemudian kembali setelah bercerita dengan sahabat2 saya, saya dianjurkan utk lebih rajin membersihkan puting, rutin memijat payudara, kompres payudara dengan air panas, dan lebih sering menyusui Hawa dengan menggunakan payudara yg sakit. "Karena cara yg paling ampung mengangkat sumbatan adalah melalui hisapan bayi secara langsung", cerita Vanessa, salah satu founder @cerita.ibu.. Kurang lebih 3 hari kemudian sumbatan pada puting saya hilang dengan sendirinya.. Horeee!!

Namun ke"seru"an belum berakhir sampe disitu aja... Tantangan berikutnya adalah puncaknya. Beberapa minggu kemudian ketika saya baru selesai menyusui, saya merasakan sakit yg luaaaaarr biasaaaa pada payudara (lagi-lagi) yang sebelah kiri. Namun kali ini rasanya lain dari yg lain... Payudara saya seperti ditusuk seribu jarum, namun saya jg tidak yakin berasal dari mana sumbernya... Ketika sakit itu datang, bisa bertahan 1 sampai 1,5 jam lamanya. Saya pun sampai menangis karna tidak kuat menahan rasa sakitnya. Setelah kejadian berulang beberapa kali dalam beberapa hari, akhirnya saya memutuskan utk memeriksa ke klinik laktasi di RS tempat saya melahirkan Hawa. Sesampainya di klinik laktasi tsb, saya dan hawa dilihat proses menyusuinya. Menurut bidan tersebut cara menyusui kami baik2 saja (sudah benar prosesnya). Setelah itu sang bidan memeriksa payudara saya, dengan cara menekan2 menggunakan jari2nya. Dan yg membuat saya shock, saat dia berkata "Wah Bu, ini ada benjolan berjalan di payudara ibu. Ibu ada riwayat keluarga yg memiliki tumor atau kanker??". Lemas langsung tubuh saya. Dan saya pun menjawab "Ya, mama saya dua kali di operasi tumor payudara di tempat yg sama"...

Dengan lunglai dan meneteskan air mata saya keluar meninggalkan klinik laktasi tersebut. Lalu saya memutuskan utk konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan saya. Ketika akhirnya diperiksa, Dokter itu menenangkan saya dan memberitahu bawah kemungkinan hanya ada sedikit radang di payudara saya. Dan oleh dokter saya dibekali resep antibiotik dan obat penahan rasa sakit. Saya yg memiliki keinginan kuat utk menghindari segala jenis obat2an selama menyusui pun, akhirnya luluh mengkonsumsi obat2 tersebut, demi menghilangkan rasa sakit dan berharap utk proses menyusui yg lebih baik. Sesampainya di rumah saya bercerita lagi dengan sahabat2 saya. Mereka menyarankan utk mencari second opinion mengenai kondisi saya ini. Saya awalnya menolak, dengan berharap obat2 yg saya konsumsi akan menjadi solusi.

Namun keadaan berubah saat beberapa hari kemudian saya kembali merasakan sakit teramat sangat, bahkan setelah meminum obat penahan rasa sakit. Akhirnya dengan tergesa2 saya kmebali menelusuri Mbah Google, mencari informasi, nomer telp, dan memutuskan utk mengunjungi sebuah klinik laktasi di salah satu RSIA ternama di Jakarta. Saya, Hawa dan suami yg saat itu baru pulang dari kantor, langsung janjian bertemu di RS tsb. Kami dapat antrian nomer terakhir dan kami masuk sekitar kurang lebih jam 8 malam. Kami bertemu dokter yg sangat ramah. Beliau mendengarkan cerita saya, mengecek payudara saya dan meminta saya utk menyusui agar dia bisa melihat apa ada yg salah. Baru sebentar Hawa menyusu langsung dia meminta izin utk memeriksa mulut Hawa. Hawa diletakkan di kasur, dibuka mulutnya sembari diperiksa, dan kemudian dokter itu berkata "wah anak ibu ada tongue tie & lip tie nya nih..."

Jujur sebelumnya saya mmg sudah pernah membaca dan mendengar mengenai tongue tie, tapi tidak tau detail apa, bagaimana dan dampaknya. Namun saya yakin saat itu suami saya tidak tau sama sekali. Akhirnya sang dokter pun menjelaskan panjang lebar, apakah itu tongue tie dan lip tie. Yup utk kalian yg belum tau, singkatnya tongue tie itu adanya selaput di bawah lidah yg menyebabkan lidah tidak bisa bergerak maksimal saat proses menyusui. Kalo lip tie selaput yg berada di antara bibir (atas atau bawah) dan gusi, yg menyebabkan bibir tidak bisa "dower" saat menyusui dan membuat si bayi lebih "menggigit" bukan "menghisap". Saat itu juga sang dokter menganjurkan utk melakukan tindakan yg disebut dengan insisi (pemotongan tongue tie dan lip tie sebesar 1mm). Lalu jika tidak dilakukan tindakan, nantinya jangka panjang anak akan semakin sulit menyusui, berat badan turun, dan bahkan bisa cadel, dsb.. dsb.. Singkat cerita dengan adanya penjelasan yg menurut kami masuk akal pada malam itu, akhirnya kami setuju saat itu juga utk dilakukan insisi terhadap hawa. Saya dan suami hanya berpikir, semoga proses menyusui akan lebih baik ke depannya.

Insisi pun dilakukan pada tongue tie dan upper lip tie Hawa pada malam itu. Jerit tangisan Hawa terdengar sungguh hancur hati saya. Kemudian darah pun jg mengalir di dalam mulut Hawa. Segera setelah dilakukan tindakan, Hawa diberikan ke dalam gendongan saya utk saya beri ASI. Dan memang seketika saat ASI sudah menyentuh bagian yg terluka, darah pun berhenti. Namun tangisan Hawa masih terus hingga dia kelelahan dan terlelap dalam pelukan saya. Saya dan suami sedikit lega, karna kami yakin semua akan lebih baik setelah ini. Sebelum pulang kami pun diajari proses memijat mulut hawa yg harus saya lakukan 5 kali dalam sehari, dan selama 3 minggu. Akhirnya setelah kami paham, kami pun pamit dan membuat janji utk kontrol 3 hari kedepan.
Jelang hari kontrol ke klinik tersebut tiba2 kembali saya merasakan sakit yg sama... yup, sama seperti sebelum dilakukan tindakan terhadap hawa. Saya pun datang ke klinik tersebut dengan hati sedikit "protes", kok Hawa udah di gunting2 bagian dalam mulutnya, namun saya masih jg sakit?? Ketika datang dan diperiksa kembali oleh dokter yg sama, dojter tsb bilang "Yah Bu, ini luka bekas insisi nya menutup sedikit, pasti ibu memijatnya tidak betul deh". Saya yg sempet agak kesal, mengakui bahwa saya ragu ketika memijat terlebih di bagian yg bekas luka. Ga tega!! Akhirnya kembali atas saran dokter itu, bekas luka tounge tie nya yg sudah menempel sedikit itu di dorong menggunakan jari nya, hingga terbuka lagi, yg berarti terluka lagi, berdarah lagi, dan hawa menangis histeris lagi.... Kemudian saya pun pulang ke rumah dengan niat penuh utk lebih "tega" memijat mulut hawa demi hasil insisi yg maksimal.

2 hari kemudian saya kontrol lagi, daaaaaannn katanya mulai menutup lagi luka nya Hawa yg di bawah lidah!!!!!!! Saya yg saat itu ke RS hanya ditemani bibi (ART) langsung lemas dan menelpon suami sambil menangis. Dokter kembali menyarankan untuk mendorong bekas insisi dengan jarinya agar lukanya terbuka lagi... jujur saya sudah setengah hati saat itu. Sambil sedikit emosi saya bilang "saya sudah benar proses memijat di rumah, kenapa begini lagi???" Dokter pun mulai mencari analisa lain, dan bilang "mungkin memang tipe anaknya kalo luka begini Bu". Entahlah apa yg dia bilang, tapi saya sudah ga fokus. Saat itu suami saya jg terdengar setengah emosi dan bingung di telp, namun dia bilang "yasudahlah mau diapain lagi, kita ikuti aja saran dokternya". Dan akhirnya untuk kedua kalinya dengan menggunakan jari telunjuknya, dia mendorong tongue tie hawa dan kembali lagi kejadian yg sama berulang..... tangisan hawa yg jujur sampe sekarang ga akan pernah bisa saya lupakan.

Akhirnya saya pulang ke rumah dengan hati yg tidak tenang... sambil terus berdoa, agar ini semua bisa kami lewati dengan mudah. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, kembali saya merasakan sakit pasca menyusui hawa. Sedih, kesal, marah, campur aduk pokoknya. Saya marah bukan karna saya kesakitan, tapi karna anak saya sudah begitu tersiksanya melalui proses tsb, untuk hasil yg bisa dibilang hampir tidak ada!!!! Hari itu kebetulan jadwal kami utk kembali kontrol. Namun saya benar2 sudah setengah hati. Sebelum berangkat saya yg sebelumnya sudah bercerita ke sahabat2 saya dan mendapat support yg kuat dari mereka, akhirnya saya mengirim whatsapp ke suami saya yg berisi "Ayah, bunda menyerah dengan proses pengobatan ini. Bunda udah ga kuat lagi liat Hawa di apa2in". Ahamdulillah suami saya mendukung, dan dia hanya bilang "Oke, kalo gitu siang ini Hawa ga boleh di apa2in lagi ya, hanya diperiksa aja".

Ketika akhirnya saya kembali ke klinik laktasi tersebut kali ini dokter yg biasa menangani saya dan Hawa sudah didampingi 2 dokter lainnya (yg terlihat lebih senior). Mereka kembali memeriksa mulut Hawa, dan betul dugaan saya dan suami, mereka mau melakukan tindakan lagi utk Hawa!! Dan kali ini bukan sekedar mendorong bekas luka yg tertutup, namun melakukan operasi (insisi) ulang pada tongue tie dan lip tie hawa... Yup!!!! Re-insisi istilahnya.... dan yg lebih serunya lagi salah satu diantara mereka bilang kalo ternyata lip tie bagian bawahnya jg harus di insisi. Jadi re-insisi utk tongue tie dan upper lip tie, dan insisi utk lower lip tie!! Hmmm.... saya yg sudah memantapkan hati utk tidak menuruti, mencoba berargumen dan bertanya sebanyak mungkin. Namun mereka bertiga tetap menganjurkan (well, sedikit memaksa tepatnya), untuk melakukan prosedur itu. Ketika mereka melihat saya kurang setuju, akhirnya mereka memutuskan untuk memberi rujukan ke dokter kepala di klinik laktasi itu utk melakukan tindakan utk Hawa. Ya, akhirnya saya pun pulang dengan membawa surat rujukan yg hingga saat ini belum dan mungkin tidak akan pernah saya gunakan.

Malam itu saya dan suami berbicara dan meminta maaf kepada hawa.. Ya, meskipun Hawa belum mengerti apa yg kami ucapkan, namun kami yakin Hawa memahami isi hati kami. Sambil saya dan suami kemudian berdiskusi utk mencoba beberapa cara sendiri utk menghindari kemungkinan timbulnya sakit pasca menyusui. Alhamdulillah saya menemukan sedikit solusi, yaitu sebisa mungkin menyusui sambil tiduran (rebahan) selama di rumah. Karna ketika menyusui sambil rebahan, hawa menghisap tidak sekeras saat saya duduk (dia berada di pelukan saya), namun ASI tetap mengalir mencukupi kebutuhan Hawa. Dan kalaupun keadaan memaksa saya menyusui dengan posisi duduk (misal di mobil), saya usahakan Hawa utk "copot-pasang" saat menyusui, atau menggunakan payudara yg kanan saja, dan yg kiri dipompa. *Saya jg sudah coba pompa khusus yg payudara kiri, namun belum berhasil memberi ASIP ke Hawa baik menggunakan Dot maupun Cupfeeder. Hawa nangis2 ga mau.. hihi... maunya langsung ajaaahh...

Ya, kembali lagi sebenernya banyak cara yg bisa saya lakukan secara manual, karna hanya saya dan hawa yg tau bagaimana proses menyusui kami. Mungkin memang proses kami tidak tepat seperti yg diajarkan di klinik laktasi atau terpampang di buku2. Tapi inilah kami, Bunda & Hawa... apa yg kami lakukan, hanya kami yg bisa mengendalikan, dan insyaAllah kami bisa melakukan yg terbaik utk kami berdua.
Saya dan suami adalah tipe orang2 yg percaya dengan dokter dan penjelasan logis. Namun, kejadian tersebut menggoreskan sedikit luka di hati kami. Kami percaya tindakan yg dilakukan dokter2 di klinik laktasi tersebut tidak salah, dan bisa berhasil pada banyak bayi2 lainnya. Namun harus diakui bahwa tindakan tersebut tidak tepat untuk Hawa. Daripada memaksakan lebih baik mencari cara lain kan...
Seperti yg sahabat2 saya pernah katakan : "Proses menyusui adalah proses dimana bayi dan ibu sama2 bahagia. Jadi jangan pernah kawatir dengan apa yg orang bilang. Kita semua memiliki cara kita masing2. Terlepas dari benar atau salah cara kita, namun yg pasti itu cara yg tepat!!"
Waaaahh... bener2 perjalanan 3 bulan menyusui yg seru kaaaannn... hihi... long way to go!! Hihihi... doakan kami ya semoga lulus ASI eksklusif 6 bulan dan Hawa bisa mimi ASI terus hingga 2 tahun... amiiiiinnn.... 

❤❤❤❤❤
With Love,
Bunda & Hawa (3mos)

1 komentar:

  1. Emperor Casino - Shootercasino
    Emperor Casino is the best online casino game provider available in 1xbet korean the world. We 메리트 카지노 고객센터 offer a range of games and more 제왕 카지노 than 1500 slot games that cater to the player's taste.

    BalasHapus